Kelezatan unggas yang berjalannya tertatih-tatih ini sudah dikenal masyarakan luas. Sayangnya daging bebek berbau amis dan alot. Bebek Kremes Wong Jogja berhasil mengatasinya dan menyulap menjadi menu yang renyah dan gurih. Fitra Iskandar

SL. Siandi gemar sekali menyantap daging bebek. Ditengah kesibukanya atau selepas bekerja, tak jarang ia menyempatkan diri untuk bersantap di kaki lima maupun restoran yang meyediakan daging bebek sebagai salah satu menunya. Kegemarannya menyantap daging bebek ternyata membuahkan ide untuk membuka usaha restoran berbahan baku bebek.
Ide tersebut muncul lantaran Andi merasa tak puas dengan cara penyajian makanan kegemarannya itu, yang identik memiliki rasa yang “amis” dan tekstur daging yang alot.“Padahal kalau diteliti lebih mendalam daging bebek teksturnya lebih lembut, bergizi dan sangat gurih dibandingkan jenis unggas lainnya,” jelas Andi.
Merasa yakin dapat menciptakan makanan berbahan daging bebek seperti yang ia bayangkan, Andi melakukan riset kecil-kecilan selama 8 bulan. Ia melakukan berbagai eksperimen untuk menemukan cara bagaimana membuat daging bebek agar empuk sekaligus tak berbau amis, tanpa proses penguapan (presto). Hasilnya tercetuslah Bebek Kremes Wong Jogja.

Berbekal keyakinan bisa sukses, Andi menyisihkan gajinya selama menjadi karyawan, untuk mengumpulkan modal usaha. Pada tahun 2000, dengan modal awal Rp 15 juta. Andi mencoba-coba mengadu peruntungannnya di bisnis restoran ini. “Modal saya Rp 15 juta untuk membeli bahan baku, peralatan dapur, menggaji 3 orang karyawan , dan perlengkapan untuk pesanan makanan,” kenang Direktur CV Duta Kencana pemilik hak usaha bebek kremes ini.
Karena masih berstatus sebagai karyawan sebuah perusahaan ritel di Kota Gudeg, usaha Bebek Kremes Wong Jogja dijalankan dengan sistem delivery order. Sedikit demi sedikit usahanya ini mulai dikenal dan memiliki banyak pelanggan. Melihat perkembangan pelanggan yang cukup pesat, akhirnya Andi bekerjasama dengan salah satu rekannya untuk mengembangkan usahanya dalam bentuk rumah makan, dengan modal awal sekitar Rp 50 juta. Hasilnya menggembirakan. Andi mengklaim restorannya selalu ramai pengunjung. “ Sekitar 50 orang pengunjung setiap hari cukup membuat 5 karyawan kami kewalahan. Belum lagi pesanan dari berbagai instansi,” kisahnya.

Karakter konsumen restoran yang selalu menginginkan menu yang unik, menurut Andi merupakan salah satu celah yang bisa dimanfaatkan bagi setiap orang yang menjalankan usaha makanan. Itu sebabnya Andi begitu optimistis dengan bisnis bebek kremesnya. Usaha yang buka pertama kali di Jl Soragan 106 Yogyakarta ini selain mengandalkan keunikan sajian bebeknya, Andi juga mengincar para pelancong yang datang ke Kota Pelajar tersebut agar bebek kremesnya menjadi salah satu makanan oleh –oleh khas kota Yogyakarta.

Keuntungannya cukup lumayan. Dari 3 cabang bebek kremes yang sudah ada, menurut Mei, marketing Manager CV Duta Kencana, pemasukan outletnya bisa mencapai Rp 6 juta/hari. Besar kecilnya omset Bebek Kremes tergantung kapasitas restorannya. Mei merinci restoran dengan kapasitas 50 tempat duduk, dalam sehari bisa menghasilkan omset Rp 4-6 juta. Untuk outlet yang lebih kecil seperti yang berada di Jl Mangkubumi yang memiliki kapasitas 10 tempat duduk, omset perhari sekitar Rp 1-2 juta. Sedangkan satu outlet lainya di Jakarta yang berkapasitas 15 tempat duduk bisa menghasilkan Rp 1-4 juta. Mei mengklaim cabangnya di Jakarta selalu ramai dikunjungi pembeli. ”Setiap mendekati akhir pekan bebek kremes dikunjungi lebih dari 150 orang,” akunya.

Nama Bebek Kremes Wong Jogja yang semakin dikenal luas, dan suasana usaha yang menguntungkan, tidak disia-siakan CV Duta Kencana untuk memperluas jaringan usaha, melalui sistem waralaba. CV Duta Kencana menawarkan Rp 50 juta untuk franchise fee selama 15 tahun. “Dalam kurun waktu 6 bulan saja kami sudah mendapatkan master franchise untuk Jabodetabek, Jawa Tengah, Sumatera Utara di kota Medan (bulan depan grand opening). Dan masing-masing master franchise sudah ancang-ancang mengambil daerah penting untuk cabangnya sendiri. Sehingga diperkirakan dalam waktu setahun saja nantinya ada sekitar hampir 20 anak turunannya,” yakin Mei.

Proyeksi Bisnis Bebek Kremes Wong Jogja
PENJUALAN HARIAN minimum
30 ekor bebek @ Rp. 50.000 Rp. 1.500.000,-
Nasi, minuman dll Rp. 500.000,-
Total Penjualan Rp. 2.000.000,-
PENGELUARAN PER HARI
Bahan Baku Rp. 1.000.000,-
Gaji Karyawan 10 orang Rp. 150.000,-
Franchise Fee (disusutkan 5th) Rp. 30.000,-
Peralatan (disusutkan 3th) Rp. 15.000,-
Reklame (disusutkan 2th) Rp. 15.000,-
Telepon,air,listrik Rp. 15.000,-
Operasional Rp. 50.000,-
Total pengeluaran Rp. 375.000,-
TOTAL PROFIT PER HARI Rp. 625.000,-
TOTAL PROFIT PER BULAN = Rp. 625.000 X 30 hari = Rp. 18.750.000
BEP = Rp. 160.000.000,- : Rp. 18.750.000,- = 8,5 bln

Comments

Popular posts from this blog

APA ITU FINGO KELEBIHAN KELEMAHAN FINGO SAAT INI

Jual Magic Life Zelner Paling Murah Jaminan Asli

MENABUNG di MATA UANG DIGITAL DOGECOIN BITCOIN